Cerita fantasi, merupakan sebuah cerita fiksi yang memiliki konsep fantasi di mana cerita di dalamnya mengandung unsur imajinatif dari si penulis. Dalam cerita fantasi ini sesuatu yang sekiranya dianggap mustahil bisa terjadi di dunia nyata akan tampak biasa saja. Baik tokoh, lata, atau kejadian di dalam cerita merupakan murni karangan dari si penulis dan tidak ada di dunia nyata. Sekalipun hal itu mirip, akan tetapi sudah dimodifikasi.
Cerita fantasi dibuat dengan tujuan untuk membuat pembaca seolah berada di dalam dunia imajinatif penulis sehingga pembaca pun juga dapat mengembangkan imajinasinya cerita fantasi akan sangat cocok diberikan kepada anak-anak ketika dalam masa perkembangan otak karena imajinasinya yang sangat tinggi. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa cerita fantasi juga sering dibaca oleh orang dewasa karena dianggap menarik untuk dijadikan sebagai hiburan.
STRUKTUR TEKS FANTASI
Adapun struktur teks cerita fantasi adalah sebagai berikut.
- Orientasi (Pembukaan): yaitu dimana pengarang memberikan pengenalan tentang tema, penokohan, dan sedikit alur cerita kepada para pembaca.
- Konflik: bagian yang terjadi permasalahan dimulai dari awal hingga menuju puncak masalah.
- Resolusi: bagian ini merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang sedang terjadi. Resolusi merupakan bagian penentu yang mengarah pada ending.
- Koda (penutup): bagian ini merupakan penutup cerita fantasi. Ending dibedakan menjadi 2, yakni happy ending dan sad ending.
CIRI-CIRI CERITA FANTASI
1.ada keajaiban,kemisteriusan dan keanehan
- ide cerita terbuka terhadap daya khayal
3.menggunakan berbagai latar ( lintas ruang dan waktu)
4.tokoh unik (mempunyai kesaktian)
5.bersifat fiksi
6.bahasa yang digunakan variatif dan ekspresif
UNSUR-UNSUR CERITA FANTASI
- Tema, yaitu ide yang paling mendasar yang menjadi acuan untuk mengembangkan suatu cerita.
- Alur, yaitu jalan atau alur cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang tersusun dan saling berkaitan satu sama lain.
- Tokoh dan penokohan, yaitu karekter dari pemeran atau pelaku didalam suatu cerita.
- Latar, yaitu tempat, waktu, serta suasana yang menjadi latar belakang suatu cerita.
- Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalam membawakan suatu cerita.
- Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pegarang sebuah cerita didalam cerita dan penokohan.
KAIDAH KEBAHASAAN CERITA TEKS FANTASI
Terdapat 6 ciri-ciri kebahasaan dalam cerita fantasi, yaitu
- 1. penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan. (contoh: aku, mereka, dia, dikau, engkau, Quen, Angel Biru).
- 2. penggunaan kata yang mencerap panca indera dalam diskripsi latar (tempat, waktu, dan suasana), contohnya dalam beberapa teks berikut.
a. Latar tempat
Tiga pohon berjajar rapih berdiri dengan kokoh. Sayap-sayap burung yang mulai mengepak, menggoyangkan daun-daun dalam dahan. Hembusan angin yang tak biasa. Mengemparkan kota Zaitun di sore ini.
b. Latar suasana
Air mata pun jatuh di pipi Pangeran Xin. Sepucuk surat dari Sang Nenek menjadi saksi kepiluannya. Tawa canda pangeran sirna.
c. Latar Waktu
Pagi hari seperti biasa para agent mempersiapkan diri. Matahari bersinar terang membawa hawa semangat. Kokok jago bersautan menyambut hari telah datang.
- 3. Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.
Contoh: Monster itu bekaki empat. Langkah seribunya penuh dengan keberanian. Semakin mendekat semakin melawan.
- 4. Kata sambung penanda urutan waktu
Kata sambung urutan waktu itu, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung uruan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
1. Sebelum Alien itu datang langit mendung
2. Tiga tahun yang lalu, gunung itu memuntahkan lahar dingin
3. Akhirnya, Raja Zahab berkuasa kembali di kerajaan Saturnus.
- 5. Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan.
Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakan cerita (memulai masalah).
Contoh:
1. Tiba-tiba pesawat tempur melepaskan tembakan petamanya.
2. Ditengah pesta datanglah pereman-pereman itu.
3. Tanpa ku duga, Cermin Ajaib berpindah tempat.
- 6. Penggunaan dialog/kalimat langsung dalam cerita.
Contoh: “Berlarilah Natakoo! Monster itu mengejarmu.” teriak ninja Kusuke dengan kecemasan. Natakoo pun berlari sekuat tenaganya.
Langkah-Langkah Menyusun Cerita Fantasi
Cerita fantasi dapat disusun dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
- 1. Memilih topik atau menjadi dasar penceritaan, yaitu menentukan ide awal.
- 2. Mengumpulkan materi sebagai bahan uraian dengan melakukan riset.
- 3. Menentukan pola pengembangan bahan uraian. Pengarang dapat melakukan pembuatan detail-detail ide awal cerita.
- 4. Menyusun kerangka paragraf berupa gagasan dan gagasan penjelas lainnya.
- 5. Mengembangkan kerangka paragraf menjadi kalimat yang padu sehingga tersusun sebuah cerita.
KELEDAI DAN PENJUAL GARAM
Contoh cerita fantasi yang pertama adalah cerita tentang seekor keledai dan penjual garam. Cerita ini memiliki alur cerita yang mengisahkan seorang penjual garam yang tinggal di suatu desa di tepi pantai dengan keledai kesayangannya yang menemaninya setiap waktu untuk menjual garam di kota.
Si penjual garam merupakan seseorang yang dikenal baik dan dermawan. Setiap hari dia membagikan hasil penjualannya kepada tetangga dan fakir miskin meskipun hidupnya juga tidak bergelimang harta. Setiap kali berhasil menjual garam, dia akan belikan pakaian dan makanan untuk di sedekahkan.
Pedagang garam tersebut memiliki seekor keledai yang digunakan untuk mengangkut garam ke kota terdekat. Ia sangat menyayangi keledai tersebut sampai makanan dan tempat tinggal keledai selalu disediakan. Keledai tersebut sudah dianggap keluarga dan menjadi teman hidup satu-satunya pedagang garam tersebut. Akan tetapi keledai tersebut tampaknya tidak puas dengan perlakuan pedagang garam.
Si keledai beranggapan bahwa mengapa tuannya tidak membelikan gerobak untuk mengangkut barang dagangannya menuju ke kota daripada harus ditaruh di atas punggungnya setiap hari. Alhasil, keledai tersebut selalu mencari cara agar ia dapat terbebas untuk tidak membawa beban berat saat pergi ke pasar. Akhirnya, dia menyusun rencana untuk berpura-pura terjatuh ke dalam sungai dan merendam garam tersebut. ia berpikir dengan cara tersebut beban yang dibawanya akan semakin ringan setiap harinya. Namun, lama-kelamaan tuannya juga mengetahui bahwa keledainya hanya berpura-pura kepadanya agar tidak dibawakan beban yang berat
Suatu hari, dinaikkan lah kapas pada punggung keledai. Petani tidak memberitahukan bahwa yang dibawa bukanlah garam melainkan kapas. Hal ini untuk memberikan pelajaran kepada keledai yang suka mengeluh padahal sudah sangat dikasihi. Setiba di jembatan, keledai tersebut tanpa menunda waktu langsung menjatuhkan diri ke dalam sungai dan kapas kemudian menyerap air sungai.
Bukannya ringan, justru beban yang dibawa keledai semakin berat karena kapas yang dia bawa menyerap air. Petani kemudian menjawab dengan bijaksana. Si penjual garam berkata bahwa sebenarnya yang keledai bawa bukanlah garam melainkan kapas yang menyerap air. Si penjual garam telah mengetahui bila keledai hanya berpura-pura terjatuh agar bebannya tidak berat akan tetapi si penjual garam menilai bahwa perbuatan keledai sungguh merugikanya. Keledai tersebut kemudian sangat malu karena selama ini ia seperti tidak tahu diri dan tidak tahu terima kasih kepada si pedagang garam.